deweyshouse.com – Brendan Greene, pencipta game populer PUBG dengan julukan PlayerUnknown, mengungkapkan bahwa ia merasa terhibur melihat masyarakat menolak penggunaan kecerdasan buatan generatif dalam pengembangan game. Pernyataan ini disampaikan saat ia menjawab pertanyaan mengenai apakah studionya, PlayerUnknown Productions, memanfaatkan teknologi AI generatif dalam pembuatan dunia game yang sedang mereka kerjakan.
Greene menyatakan, “Kami tidak menggunakan model bahasa besar, jadi saya tidak terlalu khawatir tentang reaksi negatif.” Ia menambahkan bahwa meski teknologi AI memiliki kegunaan, tujuan mereka adalah membantu artis menciptakan dunia game dengan cara yang lebih efisien, seperti orkestra yang berfungsi untuk mengatur elemen-elemen permainan.
Ia juga merasa senang melihat komunitas gamer bersatu menolak konten yang tidak diciptakan oleh artis. Menurutnya, pendekatan ini menunjukkan bahwa para gamer menghargai kualitas dan kreativitas dalam permainan. Greene mengaitkan pernyataannya dengan situasi di perusahaan induk, Krafton, yang baru-baru ini mengumumkan kebijakan ‘AI first’ dan periode pengunduran diri sukarela bagi karyawan yang tidak ingin terlibat.
Dalam mengembangkan PlayerUnknown Productions sejak meninggalkan proyek PUBG, Greene berfokus pada tiga game yang sedang dirancang. Proyek pertamanya, “Prologue: Go Wayback!” dijadwalkan rilis akses awal pada 20 November, menampilkan game bertahan hidup yang menguji kemampuan pemain di alam liar. Selain itu, game kedua akan kembali ke genre shooter multiplayer, sedangkan game ketiga berencana untuk menyediakan teknologi sebagai sumber terbuka.
Greene menekankan bahwa meskipun Krafton tetap sebagai investor, strategi dan perkembangan produk di PlayerUnknown Productions tidak dipengaruhi oleh arah kebijakan Krafton. “Kami telah mengembangkan rencana kami secara mandiri dan fokus pada penyelesaian masalah skala dalam menciptakan dunia yang lebih besar dan menarik bagi pemain,” tutup Greene.